Kamis, 06 November 2008

TRANSISI GEDUNG PUTIH


Rabu, 5 November 2008 | 01:20 WIB

Saat sorak-sorai kemenangan masih membahana, presiden baru Amerika Serikat sudah dinanti tugas berat, yaitu membentuk pemerintahan transisi. Dia harus mengubah mesin kampanye politiknya menjadi mesin pemerintahan. Waktu yang dimilikinya hanya 77 hari sejak terpilih hingga dilantik.

Berbulan-bulan sebelum hari penentuan, 4 November kemarin, kandidat presiden AS, Barack Obama dari Partai Demokrat dan John McCain dari Partai Republik, diam-diam telah mempersiapkan pemerintahan transisi itu. Setidaknya sekitar 7.000 orang harus ditunjuk untuk mendukung roda pemerintahan sang presiden.

Transisi kekuasaan ini sangat penting dan diharapkan berjalan damai. Sejak transisi kekuasaan pertama tahun 1797 dari Presiden George Washington kepada John Adam, transisi diatur sedemikian rupa sehingga berjalan damai, terutama sejak Perang Dunia II.

Dalam siklus pemerintahan tahun 2009 dari Presiden George W Bush kepada penggantinya, tampaknya transisi kekuasaan akan sedikit lebih hiruk-pikuk dari biasanya. Hal itu disebabkan krisis finansial yang tengah melanda AS dan lebih dari 150.000 tentara sedang berperang di luar negeri.

”Anda harus melihat kembali tahun 1933 untuk menemukan transisi kekuasaan yang begitu menantang seperti kali ini,” kata Darell West, Direktur Studi Pemerintahan di Brookings Institution, seperti dikutip kantor berita AFP. Waktu itu, transisi kekuasaan kepada Franklin D Roosevelt terjadi semasa krisis perbankan.

”(Saat ini) perekonomian buruk, kita menjalani dua perang, dan praktis tidak ada uang bagi presiden baru untuk menangani persoalan besar,” ujar West.

Bergerak cepat

Tidak seperti negara-negara lain yang memiliki pegawai pemerintahan tetap, posisi di pemerintahan AS harus melalui penunjukan. Artinya, seluruh jajaran staf akan pergi bersamaan dengan datangnya presiden baru di Gedung Putih.

Konon, para pegawai baru yang muncul untuk bekerja di Gedung Putih setelah pelantikan presiden kebingungan karena menemukan komputer yang sudah tidak ada hard disc-nya. Tidak ada file di komputer. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan. Bahkan, Presiden Harry Truman tidak mengetahui adanya program senjata nuklir AS saat mulai berkuasa tahun 1945.

Siapa pun pemenang pemilu tahun 2008, dia harus bergerak cepat untuk menentukan elemen kunci dalam tim pemerintahannya. ”Segera setelah pemilu usai, Anda akan melihat tim pengambil keputusan sudah siap, terutama jika Barack Obama (menang),” kata Martha Kumar, dosen ilmu politik di Towson University.

Tim pengambil keputusan itu, menurut Kumar, meliputi kepala staf Gedung Putih, direktur pribadi, penasihat hukum presiden, tim pers, penasihat keamanan nasional, pejabat Dewan Ekonomi Nasional, dan direktur anggaran.

Dengan adanya krisis finansial, McCain juga diperkirakan akan secepatnya membentuk tim ekonomi untuk menenangkan bursa saham. Ketua tim transisi McCain adalah John Lehman, mantan Menteri Angkatan Laut pada pemerintahan Ronald Reagan. Dia diperkirakan akan menyusun pemerintahan transisi yang efisien.

John Podesta, yang pernah memimpin staf Gedung Putih semasa Presiden Bill Clinton, ditunjuk sebagai ketua tim transisi Obama. Dia tengah membentangkan rencana transisi dan memilih kandidat potensial untuk jabatan di pemerintahan.

Demokrat pernah punya pengalaman buruk saat transisi kekuasaan kepada Clinton tahun 1992-1993. Kacaunya transisi kekuasaan saat itu membuat pemerintahan Clinton gagap pada beberapa bulan pertama.

Rumit

Jika Obama menang, dia akan lebih mudah menempatkan seseorang untuk jabatan tertentu karena cepat mendapat persetujuan Senat yang kini menguasai Capitol Hill. Bagi McCain, penempatan itu sedikit lebih sulit karena tentangan dari partai rivalnya.

Faktor semacam itulah yang memperumit transisi kekuasaan yang telah disiapkan kedua kubu kampanye presiden selama berbulan-bulan.

Departemen-departemen di pemerintahan AS juga telah bersiap-siap selama berbulan-bulan untuk menghadapi transisi kekuasaan. Presiden Bush telah mengajukan anggaran sebesar 8,5 juta dollar AS dari anggaran tahun 2009 untuk keperluan transisi kekuasaan.

Menteri Pertahanan Robert Gates telah berbicara soal perlunya pengalihan kekuasaan yang mulus.

Segera setelah pemilu, staf Gedung Putih akan memberi pengarahan singkat dan berbagai bantuan bagi staf presiden yang baru terpilih agar tidak gagap lagi.(fransisca romana ninik)

Tidak ada komentar: