Jumat, 07 November 2008

Pemimpin Baru

Rabu, 5 November 2008 | 01:20 WIB

Pemilihan presiden AS berlangsung semalam waktu WIB. Hari Rabu pagi ini, seorang presiden baru AS sudah terpilih. Senator Barack Obama dari Partai Demokrat favorit menang berdasarkan jajak pendapat dan opini yang berkembang di AS. Dari berbagai informasi yang ada, dunia juga lebih banyak berharap Obama yang berada di Gedung Putih.

Sistem pemilu AS memang bisa saja membalikkan semua opini dan jajak pendapat karena ada electoral votes dan popular votes yang bisa menjungkirbalikkan keadaan. Obama populer, tetapi tidak cukup meyakinkan dalam electoral college.

Lepas dari semua dugaan tadi, popularitas Obama yang meluas hingga ke luar wilayah AS jelas sebuah pencapaian yang juga harus dilihat bagi mereka yang berniat tampil di ajang apa pun. Pintar dan cerdas, komitmen, percaya diri, tulus. Semua itu disampaikan dengan cara yang enak, mudah ditangkap, dan langsung memberi jalan keluar.

Keberuntungan Obama semakin berlipat ganda karena presiden sebelumnya, George Walker Bush, meninggalkan begitu banyak masalah. Ada sekitar 150.000 tentara AS yang lagi berperang di Irak dan Afganistan. Ribuan dari mereka pulang hanya tinggal nama.

Kian menguntungkan, Bush berasal dari Partai Republik. Keberuntungan semakin berlipat karena krisis keuangan terburuk dalam delapan dekade ini, mencuat di AS sejak tahun lalu. Krisis semakin parah dan muncul dalam tiga bulan ini. Bush semakin dicerca sebagai penyebab semua ini. Intinya, kehidupan warga AS dan juga dunia semakin berat akibat ulah keliru seorang pemimpin di Gedung Putih.

Dari pengalaman popularitas para calon presiden AS, jelas bahwa warga atau pemilih mengandalkan seorang pemimpin yang bisa mengatasi berbagai masalah yang lagi dihadapi. Pemimpin yang lebih banyak mendatangkan masalah, punya catatan buruk, serta karakter dan integritas yang meragukan kerap dipandang sebelah mata oleh pemilih.

Dalam masyarakat plural dan beragam seperti di Indonesia, jelas sosok pemimpin yang diharapkan adalah dia yang bisa mengatasi persoalan. Sosok yang bisa dengan mudah menangkap masalah yang ada dan kemudian menawarkan jalan keluar yang membesarkan hati rakyat banyak. Integritas dan karakter menjadi faktor penguat lainnya.

Sekali lagi soal popularitas Obama, pemanfaatan internet dan kedekatan dengan media menjadi bagian lain yang ikut mendorong. Internet membuat interaksi dengan masyarakat banyak semakin langsung dan transparan. Dengan demikian, pokok permasalahan langsung sampai ke pimpinan.

Katakan internet masih sulit di negeri ini, apakah para pemimpin atau calon pemimpin juga sulit memperoleh masukan dari masyarakat bawah? Tidak ada alasan soal itu. Pemimpin yang baik adalah yang melayani. Melayani berarti juga datang dan mengunjungi lokasi masalah, tempat kejadian, untuk menangkap persoalan. Merasakan nuansa kepedihan, kesusahan, bahkan juga jeritan.

Seorang pemimpin baru sudah muncul di AS, Obama lebih favorit sekalipun calon presiden AS dari Partai Republik, John McCain, masih bisa membuat kejutan. Warga AS kini memiliki seorang presiden baru dengan banyak harapan yang ditaruh di pundaknya. Konsekuensi logis bagi AS sebagai negara adidaya. (ppg)

Tidak ada komentar: