Jumat, 07 November 2008

MICHELLE "MY ROCK"


AP PHOTO/CHARLES DHARAPAK / Kompas Images
Jumat, 7 November 2008 | 03:00 WIB

Michelle LaVaughn Robinson (47) pernah mempertanyakan Barack Obama ketika suaminya itu hendak mencalonkan diri sebagai presiden AS. Katanya, bagaimana mereka bisa menggalang dana untuk membiayai kampanye Obama karena Michelle tak ingin Obama melakukan usaha yang hasilnya nihil.

Menurut Michelle, bukan hal mudah untuk mendapatkan dana kampanye. Tidak mungkin juga mereka hanya mengandalkan mesin uang mantan presiden dari Partai Demokrat, Bill Clinton. Tidak hanya uang, persoalan keamanan menjadi bahan pemikirannya.

Meski begitu, sejak awal kampanye Michelle berupaya sekuatnya untuk memberi dukungan kepada Obama. Michelle menyewa satuan intel saat di tengah massa, sebagai antisipasi akan kemungkinan Obama terluka.

”Saya mungkin lebih bersyukur ketimbang Barack, yang mencintai kehidupan normal. Kekhawatiran ini adalah tanda-tanda awal bahwa kehidupan kami mulai tidak normal,” ujar Michelle.

Untuk mengakhiri perjuangan yang telah dimulai, Michelle turut berorasi di depan pendukung mereka. Daya tarik Michelle adalah, menurut majalah Newsweek, dia mampu mendatangkan massa setidaknya 1.000 orang lebih secara rutin, termasuk saat hanya berkampanye sendirian. Dia bepergian dari satu wilayah ke wilayah lain untuk memberi pidato dan berbagai kegiatan.

Michelle muncul sebagai figur publik, menerima peran sebagai calon first lady yang mengaspirasi. Saat berkampanye, lulusan Universitas Princeton dan Harvard Law School ini terkadang dijadwalkan memberi pidato pembuka memperkenalkan Obama kepada massa.

Perempuan kelahiran 17 Januari 1964 ini tidak hanya duduk santai pada sesi-sesi strategis. Ia memanfaatkan waktu untuk menggalang dana lewat telepon meski sesungguhnya ia tak menyukai pekerjaan tersebut. ”Aku benci penggalangan dana, benciii... benci!,” ujarnya.

Banyak pihak mengagumi pembawaan dirinya. Sifatnya yang rendah hati dan kalem dipadu dengan kepercayaan diri yang kuat dan kecerdasan yang mantap. Cara berpakaiannya pun sangat sesuai. Karena itu, Vanity Fair memasukkannya dalam 10 perempuan berbusana terbaik. Gaya berpakaian Michelle disejajarkan dengan istri Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Carla Bruni; eksekutif kosmetik Evelyn Lauder; serta artis Sarah Jessica Parker.

Majalah People juga menobatkan anugerah serupa kepada Michelle, bersama peraih Piala Oscar, Gwyneth Paltrow dan Charlize Theron.

Di luar itu, Obama kerap memperkenalkan Michelle sebagai ”My Rock”, seseorang yang menjaga dirinya tetap fokus dan membumi. Michelle berusaha meyakinkan Obama untuk tetap menjaga setiap hal riil.

Pembicaraan mereka di telepon tidak lagi seputar hasil polling kampanye, tetapi tentang anak-anak, Malia Ann (9) dan Natasha (7). Michelle berusaha selalu mengingatkan Obama untuk tidak kehilangan kehidupan normalnya. Ketika pulang, Obama diingatkan untuk menghadiri rapat orangtua murid di sekolah.

Michelle membelikan dua laptop, satu untuk Obama dan satu lagi untuk anak-anak, sehingga mereka dapat bercakap-cakap lewat video internet.

Keduanya bertemu tahun 1989. Saat itu Michelle mendapat mentor Barack Obama, seorang yang saat itu dianggap istimewa oleh banyak orang. Michelle semula tak tertarik cerita di kantor tentang mahasiswa hukum Universitas Harvard, yang olehnya dikenal sebagai ”pria berkulit hitam yang selalu berbicara tepat sasaran”.

Obama begitu percaya diri saat mendekatinya dan berkata, ”Saya rasa kita harus berkencan.” Michelle menolaknya karena merasa ajakan tersebut belum patut. Namun, pertahanan Michelle berakhir setelah Obama mengajaknya untuk pergi ke kegiatan kelompok di gereja.

Dia kemudian memastikan bahwa dirinya menyukai Obama. ”Dia benar-benar berbeda. Saya suka menikahi seseorang yang memiliki pemikiran mendalam mengenai berbagai hal,” katanya.

Obama berkomentar mengenai Michelle, ”Selama 14 tahun bersama, dia melatih saya dengan sangat baik,” kata Obama, sebagaimana dituliskan dalam buku berjudul Ebony, ”The Hottest Couple in Amerika”, yang ditulis Lynn Norment tahun 2007. (Irma Tambunan)

Tidak ada komentar: