Jumat, 07 November 2008

Gorbachev: Obama Bawa "Perestroika"


Jumat, 7 November 2008 | 01:13 WIB

Moskwa, Kamis - Sejumlah tokoh dunia menyambut positif kemenangan Obama. Mereka optimistis kepemimpinan di bawah Obama akan mendatangkan perbaikan pada sejumlah persoalan dunia, seperti ekonomi, terorisme, dan lingkungan.

Mantan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev menyambut Barack Obama atas kemenangannya pada pemilihan presiden AS. Menurut Gorbachev, Obama akan membawa ”perestroika” ke negara adidaya itu.

”Saya sangat gembira. Dua atau tiga tahun lalu saya mengatakan bahwa Amerika memerlukan ’perestroika’, dan kemenangan Obama disambut dengan sukacita di AS,” kata Gorbachev, seperti dikutip kantor berita Rusia, ITA-TASS, Kamis (6/11).

Gorbachev menggunakan istilah ”perestroika” untuk reformasi liberal yang dilakukannya tahun 1980-an di Uni Soviet. Perubahan ini yang membantu mengakhiri Perang Dingin.

”Bukan suatu kebetulan, dunia mengikuti pemilihan seperti ini, termasuk Rusia. Ini menunjukkan ada harapan datangnya pemerintahan baru akan membawa perubahan,” lanjutnya.

Gorbachev, yang meraih Nobel Perdamaian 1990, menambahkan bahwa pemilihan presiden kulit hitam pertama AS itu merupakan pelajaran bagi negara lain dan menunjukkan ”sisi sangat kuat Amerika”.

Gorbachev menerapkan perestroika (restrukturisasi) dan glasnost (keterbukaan) di Uni Soviet pada tahun 1980-an, dengan menerapkan sistem ekonomi pasar menggantikan sistem sosialis Uni Soviet. Langkah pria berusia 77 tahun ini mengakhiri Perang Dingin dan tatanan geopolitik di Eropa Timur dan bahkan dunia.

Tokoh transformasional

Mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell menyambut kemenangan Obama yang dikatakan sebagai hari bersejarah dalam hubungan ras. ”Obama seperti presiden untuk seluruh Amerika,” ujar Powell, tokoh kulit hitam terkemuka AS. Powell pernah menjabat Kepala Staf Gabungan dan berada dalam pemerintahan AS selama 40 tahun.

Powell menyatakan dukungan kepada Obama sejak Oktober lalu. Dia menyebut Obama sebagai ”figur transformasional” yang menjadi presiden istimewa. ”Faktanya bahwa dia orang kulit hitam yang baru saja menghidupkan Amerika sangat emosional,” tuturnya.

Powell, bagaimanapun, tidak optimistis dapat masuk ke pemerintahan Obama. Dia menyatakan tidak bermaksud mencari posisi jabatan, tetapi dapat mempertimbangkannya apabila ditawari. ”Saya tak tertarik pada posisi di pemerintahan. Saya tak berharap untuk ditawari,” tuturnya. ”Bila Obama memanggil saya untuk meminta nasihat, saya akan lebih senang, tetapi saya tak berharap untuk kembali ke pemerintahan,” lanjutnya.

Dia berharap pemerintahan Obama akan menjangkau semua pihak, termasuk yang bukan sekutunya. ”Mudah berbicara dengan seorang teman, tetapi terkadang sulit untuk berbicara dengan musuh. Namun, mereka adalah orang yang kepadanya kamu butuh berbicara,” katanya.

Powell menyarankan Obama menjalin hubungan politik dan ekonomi untuk mempercepat penguatan hubungan Sino-AS. ”Saya tak berharap dia mengadopsi kebijakan proteksionis,” ujarnya.

Perdana Menteri Jepang Taro Aso juga memberikan selamat kepada Obama. Seperti dikutip Japan Today, ia mengatakan siap bekerja sama dengan Obama dan berusaha mempercepat penguatan aliansi AS-Jepang. Kerja sama ini diharapkan dapat menyelesaikan tantangan dunia internasional, seperti ekonomi, terorisme, dan lingkungan. (AFP/ITA)

Tidak ada komentar: