Jumat, 31 Oktober 2008

AMERICANA


Jumat, 31 Oktober 2008 | 02:33 WIB

Lindsay Lohan Versus Sarah Palin

Menyusul jejak Oprah Winfrey, Barbra Streisand, Steven Spielberg, dan Leonardo DiCaprio, bintang muda Hollywood Lindsay Lohan (22) menyatakan dirinya sebagai pendukung setia kandidat presiden AS Barack Obama (Partai Demokrat), awal September lalu. Lohan—tanpa diminta—ikut sibuk membantu kampanye dengan mendorong kepada anak-anak muda pemilih pemula untuk mendukung Obama.

Bahkan, saking nge-fans dengan Obama, Lohan kerap menunjukkan ketidaksenangannya kepada kandidat wakil presiden AS, Sarah Palin (Partai Republik). Lohan menumpahkan kekesalan kepada Palin—terkait isu hak kaum gay—dalam halaman blog MySpace miliknya.

”Saya benar-benar mati rasa setiap kali bicara tentang Sarah Palin. Apakah negeri kita ini sudah sangat terpecah belah sampai-sampai Republik memilih calon andalan yang memiliki pikiran sempit dan haus sorotan media,” tulis Lohan yang geregetan dengan artikel dari kantor berita Associated Press yang memaparkan rencana gereja Palin mengubah kaum gay menjadi heteroseksual.

Pernyataan keras Lohan terhadap Palin ini rupanya mengganggu kubu Obama. Menurut harian Daily News, tim kampanye Obama menilai Lohan tidak bisa menjadi figur publik menguntungkan bagi Obama. Pasalnya, Lohan pernah ditangkap polisi karena mabuk dan menyimpan obat-obatan terlarang. (LUK)

Hayden Ajak Anak Muda Memilih

Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat, bukan hanya kandidat presiden Barack Obama (Partai Demokrat) dan John McCain (Partai Republik) yang gencar melemparkan jurus-jurus pamungkas dalam kampanye. Bintang-bintang Hollywood juga ikut sibuk kampanye mengajak warga AS untuk memberikan suaranya. Seperti yang dilakukan Hayden Panettiere (19) di American University, Washington, Minggu (26/10).

Aula kampus penuh sesak mahasiswa, dosen, dan pegawai lain yang terlihat antusias mendengarkan ”pidato” pemeran tokoh Claire dalam film serial TV Heroes itu. ”Hari ini saya akan bicara tentang pemungutan suara,” kata Hayden di depan ratusan penggemarnya yang mayoritas anak-anak muda.

Dengan bersemangat, Hayden mengajak anak-anak muda untuk ikut pemilu. Ia mengaku dirinya sudah tidak sabar menunggu hari pemilihan tiba. ”Ini pertama kalinya saya ikut pemilu. Saya harap anak-anak muda—terutama pemilih pemula—juga bersemangat ikut pemilu seperti saya,” ujarnya sambil tersenyum.

Peran selebriti dalam pemilu, menurut Hayden, sangat penting, bahkan bisa berperan menjadi semacam humas atau iklan berjalan tentang pemilu karena selebriti akan bisa menarik minat masyarakat dan menjadi contoh.

Ketika ditanya BBC mengenai banyaknya pendapat yang menyatakan selebriti lebih baik tidak ikut campur dalam politik, Hayden dengan tegas membantah. ”Kami memang selebriti, tetapi bukan berarti kami bodoh atau tidak tahu apa yang kami bicarakan. Menjadi selebriti bukan berarti kami tidak belajar seperti orang lain,” ujarnya tegas.

Salah seorang mahasiswa yang mengikuti kampanye sekaligus penggemar berat Hayden, Shelby Logel (18), merasa yakin selebriti akan bisa lebih berpengaruh daripada politikus yang cenderung lebih serius dan membosankan. ”Cara selebriti berpromosi itu lebih enak daripada politikus,” ujarnya. (BBC/LUK)

Tidak ada komentar: