Minggu, 16 November 2008

Ayah Obama yang Kontroversial



AP Photo/Mikhail Metzel / Kompas Images
Pengunjung mengamati lukisan karya pelukis Rusia, Farid Bogdalov, Moskwa, Kamis (13/11). Barack Obama dilukiskan berpakaian sebagai Paman Sam (Uncle Sam) yang dipajang di sebuah galeri di Moskwa.
Minggu, 16 November 2008 | 03:00 WIB

Simon Saragih

Di harian Inggris The Daily Mail, edisi 27 Januari 2007, muncul sebuah tulisan berjudul ”A drunk and a bigot- what the US Presidental hopeful HASN’T said about his father...”. Tulisan ini dibuat oleh Sharon Churcher di London, Rob Crilly di Nairobi (Kenya) dan Gill Pringle di Honolulu (AS).

Dalam bukunya The Dream from My Father, Obama tak menulis lebih rinci soal ayahnya. Tak seromantis isi buku Obama, ayahnya ternyata seorang pemabuk dan poligamis. Rasa ingin tahu soal ayah Obama mencuat setelah Obama sendiri menjadi bakal calon presiden AS. Kemudian ketahuan bahwa Barack Hussein mengabaikan anak dan istrinya. Obama mengatakan hidupnya diwarnai dengan cacian rasialis. Ibunya yang kulit putih dan ayahnya yang kulit hitam membuatnya terombang-ambing dalam dua warna itu.

Kenyataannya, ibu Barack Obama menceraikan Barack Hussein setelah ketahuan bahwa Barack Hussein mempunyai istri yang ditinggalkan di Kenya. Istri pertamanya sedang mengandung anak kedua saat Barack Hussein berangkat ke AS.

Menurut harian Daily Mail, Barack Hussein menikah lagi dengan wanita ketiga, yang ditemui justru saat ia masih serumah dengan ibu Barack Obama. Seorang keponakan Barack Hussein kepada harian tersebut mengatakan bahwa poligami adalah bagian dari budaya Afrika. Tak sepenuhnya benar bahwa perceraian orangtua Barack Obama semata-mata karena perbedaan warna kulit, seperti penuturan Obama.

Barack Hussein memulai hidup dengan keberuntungan karena bisa membaca dan menulis. Namun, ia juga merasakan hidup tidak adil. Ayah dari Barack Hussein, kakek Barack Obama, adalah tukang masak keluarga Inggris di Kenya. Barack Hussein dijuluki anak di keluarga Inggris tersebut.

Sang kakek mengirim Brack Hussein ke sebuah sekolah misionaris. Akan tetapi, setelah lulus sekolah, Barack Hussein tak dapat pekerjaan dan kembali ke desa beternak kambing di Nyangoma Kogela, desa terpencil dengan jalan rusak serta berbukit-bukit di Kenya Barat.

Pada usia 18 tahun, Barack Hussein menikahi Kezia. Namun, Barack Hussein tidak lebih tertarik kepada keluarganya ketimbang politik dan ekonomi. Minat besarnya ke politik membuat para pemimpin kemerdekaan Kenya memberi perhatian.

Kemudian ia didorong mendapatkan beasiswa untuk belajar ekonomi di AS dan kembali ke Kenya setelah kemerdekaan. Pada usia 23 tahun, ia menuju Universitas di Hawaii. Keluarga mengatakan dia mata keranjang dan saat di Honolulu, merayu rekan mahasiswi berusia 18 tahun. Lahirlah Barack Junior pada Agustus 1961.

Dua tahun kemudian Obama Senior harus pindah lagi karena menerima panggilan belajar di Harvard University, Cambridge. Ia pun meninggalkan Obama dan istrinya.

Saat itu Ann menjelaskan kepada Obama bahwa ayahnya harus pergi dan hidup terpisah. Beasiswa tidak mencukupi jika mereka ikut, tetapi bukan uang yang dikhawatiran. Obama Junior mengatakan, rasisme dari dua keluarga merusak perkawinan ayah dan ibunya. Di dalam bukunya, Obama mengatakan ibunya, Ann, yang dipanggil Tut, tidak menginginkan menantu kulit hitam, sementara kakek Obama di Kenya tidak menginginkan menantu kulit putih.

Nyatanya Ann menceraikan suaminya setelah ketahuan sudah menikah. Ann kemudian menikah lagi dengan pria Indonesia, Lolo Soetoro, yang kini sudah almarhum. Obama pun bercerita mengapa Obama pernah tinggal di Jakarta.

Ayah Obama kembali ke Kenya dan bertemu keluarga dengan dua anak. Ia kemudian bekerja sebagai pegawai pemerintah di pemerintahan Presiden Jomo Kenyatta. Obama Senior kemudian menikah ketiga kalinya sebelum berangkat ke Kenya. Dengan gaji yang besar, mobil mewah, istri ketiganya bernama Ruth, seorang guru kulit putih kelahiran AS, turut bersamanya ke Kenya. Ruth dikenal Obama Senior di Harvard dan menikah justru di saat Obama Senior masih terikat pernikahan dengan Kezia dan Ann. Dia juga sudah punya anak dengan Ruth.

Ruth akhirnya meninggalkan Obama Senior setelah berkali-kali mabuk yang selalu membuatnya berang dan memukuli Ruth secara brutal. Kebiasaan mabuk membuat Obama Senior akhirnya kehilangan dua kaki karena tabrakan saat mabuk dan pekerjaannya pun lenyap. Obama Senior menikah lagi dengan wanita lain dan punya anak satu lagi dan sering kembali ke rumah sembari mabuk.

Obama Senior hendak menikahi wanita ini, ketika ia mengalami kecelakaan mobil dan meninggal pada tahun 1982. Saat ini Barack Obama berusia 21 tahun. Said Hussein Obama (40), sepupu Obama, mengatakan kepada The Mail, ”Jelas, Barack Obama sangat terharu setelah mengetahui kisah ayahnya.”

”Kami meyakinkan Barack bahwa ayahnya adalah seorang yang baik namun saat itu ia sulit mencocokkan hal itu dengan kebiasaan mabuk dan perkawinan poligami,” kata Said.

”Ayahnya adalah manusia biasa dan tidak bisa diharapkan menjadi sempurna 100 persen. Sepupu saya (Obama) bingung ketika bertemu saudara-saudari dari empat ibu berbeda. Namun, sama seperti Afrika yang merasa aneh dengan kebiasaan Amerika, demikian pula Amerika bingung melihat kebiasaan Afrika,” kata Said.

Jauh dari teladan

Jauh dari figur teladan, Obama merasakan keanehan. Namun, di dalam bukunya Barack Obama menuliskan hal-hal baik soal Obama Senior. Misalnya, ia mengatakan bahwa ayahnya kehilangan pekerjaan setelah bergabung dengan kampanye menentang korupsi.

Salah satu rekan Obama Senior, yang juga sama-sama sering mabuk, Philip Ochieng Ochieng, mengatakan, kejatuhan Obama Senior adalah akibat kebiasaan buruknya. Rekan Obama Senior ini seorang penulis.

”Meski menyenangkan, murah hati dan pintar luar biasa, Obama Senior juga suka mendikte, kejam. Ia kecanduan minuman beralkohol, jatuh karena kebiasaan pulang ke rumah sembari mabuk setiap malam. Karakter buruk menunjukkan kelemahan dan menyebabkannya kehilangan pekerjaan, jatuh miskin dan semua ini makin mengacaukan kepribadiannya,” kata Ochieng.

Ochieng mengenang, setelah duduk sembari minum semalaman dengan menenggak minuman beralkohol di Hotel Stanley, terkenal di Nairobi, Obama Senior berang setiap kali Ruth bertanya dari mana saja dia semalaman.

Ochieng mengenang ucapannya kepada kerabat dekatnya itu. ”Kamu membawa jauh-jauh seorang wanita dan kamu mengacaukan hidupnya. Ini bukan cara kita.” Nasihat ini tidak mempan. Ruth akhirnya menggugat cerai setelah sebuah pemukulan brutal terulang lagi.

”Obama Senior mengalami kecelakaan parah. Kedua kakinya harus diamputasi dan diganti dengan kaki palsu dari logam. Obama Senior sangat arogan saat mengemudi, terutama ketika sedang mabuk. Saya tidak heran jika ia kecelakaan,” kata Ochieng.

Ruth menolak berkomentar soal semua itu saat ditanyai di sebuah sekolah di Kenya, tempatnya sekarang mengajar. ”Saya menikah dengan bapaknya Barack Obama selama lebih kurang tujuh tahun, ya, Anda bisa mengatakan Barack Obama adalah anak tiri saya,” kata Ruth.

”Obama Senior orang yang sulit. Meski saya menikah tujuh tahun dengannya, paling lama bertahan dari semua istrinya, namun ia bukan orang yang selalu berada di dekat saya.”

Tidak ada komentar: